Senin, 10 April 2017

Dasa Yama Brata, Lengkap


 
AGAMA HINDU
(DASA YAMA BRATA)

 
Name of Group :

ü Kadek Martini (25)
ü Kadek Budi Adnyana(15)
ü Luh Budi Krisnayanti (16)
ü Luh Candra Ayuni (17)
ü Dewi Kostaga (18)
ü Dian Puspita Sari (19)
ü Ngurah Putu Dida Janata (20)
ü Eka Agustini (21)
ü Indra Susila (22)
ü Nengah Krisnawati (24)
ü Putu Mas Darmawan (26)
ü Kadek Merta Yasa (27)
ü Kadek Puspa Dewi (29)

Class : XIIB UPW

SMK Negeri 1 Singaraja
Jalan Pramuka no.6. Telp: (0362) 22187
Tahun ajaran 2015



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke-Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai Penerapan Dasa Yama dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini baik yang berupa material maupun non material, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.







Singaraja, 26  Januari 2016



Penulis





DAFTAR ISI


Kata Pengantar ………………………………………………….......................…………   i
Daftar Isi ………………………………………………………….......................……….    ii

BAB I PENDAHULUAN

            1.1 Latar Belakang ……………………………….......................………………....  1
            1.2 Rumusan Masalah  ………………………………........................…………....   2
            1.3 Tujuan .....................................................................…………………………..   2

BAB II PEMBAHASAN

            2.1 Pengertian Dasa Yama Brata  .....…………..........................…………………   3
            2.2 Contoh Ajaran Dasa Yama Brata............................…………………………..   3
            2.3 Bagian-bagian Dasa Yama Brata  ................................................……………    4
            2.4 Hakikat Ahimsa dalam Kehidupan ……...............................…………………   7
2.5 Contoh Sikap hidup berdasarkan Dasa Yama Brata  ....................................…  7
            2.6 Kitab-kitab Suci yang berkaitan dengan  Dasa Yama Brata........................    11
2.7 Manfaat dan tujuan dari Dasa Yama Brata ..……………….........................…  15
2.8 Berbagai macam tantangan yang dihadapi.....................................................…  15
2.9 Karikatur yang berkaitan dengan Dasa Yama Brata.........................……  16

BAB III PENUTUP

            3.1 Kesimpulan ………………………....................…………………………....      17
3.2  Saran …………………………………….....................……………………..     17
3.3  Daftar Pustaka..................................................................................................... 18




BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Dalam agama Hindu dikenal adanya enam filsafat India yang selalu menjadi bayangan dalam menjalankan kehidupan ini, keenam filsafat ini sering disebut dengan Sad Darsana yang meliputi Nyaya, Samkya, Yoga, Waisiseka, Mimamsa, dan Wedanta. Dari keenam filsafat tersebut filsafat yang lebih menekankan pada pengendalian diri adalah Yoga Darsana. Yoga diajarkan pertama kali di bumi oleh Maharsi patanjali, melalui ajarannya yang terkenal yakni astangga Yoga yang tersurat dalam Yoga Sutra patanjali. Disamping lebih menekankan pada pengendalian diri, ajaran Yoga juga populer di sepanjang zaman yang keberadaannya tidak hanya diakui oleh umat Hindu tetapi juga oleh pemeluk agama yang lain.
Memang yang lebih populer di era modern ini adalah bagian asana dan pranayama dari Yoga, akan tetapi apabila dikaji kembali pemahaman tentang astangga yoga yang merupakan delapan tangga dalam mempelajari Yoga akan ditemukan bagaimana sistematis dan bermetodenya pembelajaran Yoga tersebut. Astangga Yoga yang terdiri dari Yama, Nyama, Asana, Pranayama, Pratyahara, Dharana, Dhyana, dan Semadi tidak bisa dipisahkan satu sama lain untuk memproleh hasil yang maksimal, sebagaimana yang tertuang dalam kitab Hatha Yoga Pratiphika bahwa untuk mencapai tingkatan Semadi tidak bisa langsung dmulai dari tahap Dharana atau Dhyana tetapi harus dari tingkatan paling awal, yakni Yama.
Yama menjadi tingkatan pertama yang lebih menekankan pada pengendalian diri di aspek jasmani dan menjadi modal awal untuk tingkatan selanjutnya, Nyama menekankan pada pengendalian diri pada aspek rohanini, setelah pengendalian diri dilakukan barulah dimulai dengan tingkatan Asana atau gerakan tubuh sebelum nantinya menuju tingkat Pranayama untuk latihan pernafasan yang dapat memberikan ketenangan dan kesehatan. Setelah empat aspek dasar dilalui dan tentunya dikuasai barulah mulai menuju tingkatan pratyahara untuk melatih pemusatan pikiran, kemudian dharana untuk memusatkan pikiran pada objek yang diinginkan, kemudian menuju tingkat Dhyana atau Meditasi untuk mengetahui kebenaran sang diri sebelum mencapai tingkat tertinggi yaitu Semadhi atau sudah bisa mencapai kesadaran dan bertemu dengan Brahman.
Apapun kegiatan dalam kehidupan ini harus dimulai dari hal yang terkecil, tidak terkecuali dengan Yoga. Oleh karena itu, perlu diperhatikan hal dasar seperti Yama dalam asthangga Yoga sebelum menuju ke tingkatan yang lebih tinggi. Yama ini sendiri tertuang dalam ajaran Panca Yama Brata dan Dasa Yama Brata, yang mana masing-masing memiliki bagian yang berbeda. Terkait Panca Yama Brata sudah terlalu sering dibahas dan seakan-akan ajaran  Yama Brata hanya ada Panca Yama Brata saja, kendati Dasa Yama Brata juga merupakan ajaran penting yang harus dipahami. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada kesempatan ini penulis akan menguraikan Dasa Yama Brata melalui sebuah makalah.

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1        Apakah yang dimaksud dengan Dasa Yama Brata ?
1.2.2        Apa saja contoh ajaran Dasa Yama Brata ?
1.2.3        Apa saja bagian-bagian dari Dasa Yama Brata?
1.2.4        Bagaimana hakikat Ahimsa dalam kehidupan?
1.2.5        Apa saja contoh sikap hidup berdasarkan Dasa Yama Brata?
1.2.6        Kitab-kitab Suci apa saja yang berkaitan dengan  Dasa Yama Brata?
1.2.7        Apa saja manfaat dan tujuan dari penerapan Dasa Yama Brata?
1.2.8        Apa saja tantangan yang dihadapi dalam penerapan Dasa Yama Brata?
1.2.9        Bagaimana bentuk sebuah karikatur yang berkaitan dengan Dasa Yama Brata?

1.3  Tujuan

1.3.1        Untuk mengetahui pengertian dari Dasa Yama Brata
1.3.2        Untuk mengetahui contoh ajaran Dasa Yama Brata
1.3.3        Untuk mengetahui bagian-bagian dari Dasa Yama Brata
1.3.4        Untuk mengetahui Hakikat Ahimsa dalam Kehidupan
1.3.5        Untuk mengetahui contoh sikap hidup berdasarkan Dasa Yama Brata
1.3.6        Untuk mengetahui Kitab-kitab Suci yang berkaitan dengan  Dasa Yama Brata
1.3.7        Untuk mengetahui manfaat dan tujuan dari penerapan Dasa Yama Brata
1.3.8        Untuk mengetahui berbagai macam tantangan yang dihadapi dalam penerapan Dasa Yama Brata
1.3.9        Untuk dapat membuat sebuah karikatur yang berkaitan dengan Dasa Yama Brata


BAB II
PEMBAHASAN



2.1    Pengertian dari Dasa Yama Brata

Kata Dasa Yama Brata berasal dari Bahasa Sanskerta yang terdiri dari tiga kata yaitu: Dasa, Yama dan Brata.

Dasa berarti sepuluh,
Yama berarti Pengendalian,
Brata sama artinya dengan Wrata berarti keinginan atau kemauan.

Jadi arti dari Dasa Yama Brata adalah sepuluh pengendalian keinginan untuk mendapatkan kesempurnaan hidup.

2.2  Contoh Ajaran Dasa Yama Brata

  Ajaran-ajaran mengenai Dasa Yama Brata banyak ditemukan dibeberapakitab suci antara lain :
Reg veda I.125.6
Daksinavanto amrtain bhajante
Daksinavanta pra tiranta ayuh

Artinya : orang yang bermurah hati mencapai keabadian

 Reg Veda X.63.13
Aristaa sa marto viuva edhate
Pra prajabhir jayate dharman pari,
Yam adityaso nayathasunitibhir
Ati viuvani durita svastaye

Artinya :Wahai Dewa Matahari, semua umat manusia yang Engkau alihkan dari jalan kejahatan , menempuh jalan yang berbudi , diberkahi oleh kemakmuran, dan juga dilimpahi dengan keturunan (generasi) yang berbudi luhur , berkat sikap keagamaan mereka



Ajaran dasa yama brata merupakan ajaran tata susila yang berfungsi untuk membina dan menempa watak pribadi maupun budi pekerti yang luhurbagi setiap manusia. Selain itu, ajaran ini merupakan suatu pegangan hidup bagi manusia yang hendak mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup didunia


2.3  Bagian-Bagian Dasa Yama Brata

            Dasa Yama Brata merupakan sepuluh macam pengendalian diri tingkat dasar untuk mencapai kesempurnaan hidup. Pembagian dari Dasa Yama Brata, diantaranya:

·         Anresangsya artinya tidak mementingkan diri sendiri,
      Dalam kehidupan beragama hendaknya kita tidak mementingkan diri sendiri atau memelihara sikap egoisme. Kita harus lebih mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi sesuai dengan ajaran Anresangsya

·         Ksama artinya suka mengampuni dan tahan uji dalam kehidupan,
      Ksama artinya pemaaf atau sifat yang mudah memaafkan. Umat hindu hendaknya merupakan sosok yang pemaaf dan tidak bersifat pendendam. Bersedia memaafkan kesalahan orang lain merupakan sikap yang sangat terpuji. Umat hindu hendaknya sadar bahwa berbuat kesalahan adalah manusiawi, artinya kesalahan itu dapat dilakukan oleh siapa saja. Tidak seorangpun dapat melepaskan diri dari kekeliruan. Oleh karena itu bersifat pemaaf hendaknya selalu menjadi pola pikir umat hindu.

·          Satya berarti setia dengan ucapan sehingga menyenangkan hidup,
Satya artinya jujur, benar atau bersifat baik. Orang yang melaksanakan satya brata berarti bahwa orang itu tidak pernah menyimpang dari ajaran kebenaran, selalu jujur, dan selalu berterus terang. Umat hindu hendaknya selalu menjunjung tinggi kebenaran, kejujuran dan kesetiaan. Karena itu mereka hendaknya selalu jujur terhadap diri sendiri maupun orang lain, selalu melaksanakan ajaran kebenaran dan kesetiaan.

Dalam agama hindu dikenal dengan lima macam kejujuran yang disebut panca satya, diantaranya:
a. Satya wacana yaitu harus setia dan jujur dalam berkata, tidak sombong, selalu menjaga sopan santun dalam berbicara, tidak boleh berucap yang dapat menyakiti hati atau perasaan orang lain.
b.  Satya hrdaya, artinya setia terhadap hati nuraninya, selalu konsisten dan berpendirian yang teguh dalam melaksanakan ajaran kebenaran.
c.  Satya laksana, artinya harus jujur dan bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya.
d.  Satya mitra, artinya setia kepada teman atau sahabat dan tidak boleh berkhianat.
e.  Satya semaya, artinya selalu menepati janji dan tidak boleh ingkar janji.

·         Ahimsa berarti tidak membunuh dan tidak menyakiti atau menyiksa,
Ahimsa terdiri dari kata “A” yang berarti tidak, dan “Himsa” yang berarti membunuh atau menyakiti. Sehingga ahimsa berarti tidak membunuh atau menyakiti.
Agama Hindu juga membenarkan melakukan pembunuhan/Himsa Karma tetapi hendaknya dilandasi cinta kasih dan dharma, seperti:
1.    untuk Dewa Puja yaitu untuk persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi beserta manifestasinya
2.     Pitra Puja yaitu membunuh untuk persembahan kepada leluhur,
3.     Athiti Puja yaitu membunuh untuk dipersembahkan atau dihaturkan kepada tamu.
4.    Dharma Wigata yaitu membunuh di dalam peperangan/pertempuran.
·         Dama artinya dapat menasehati diri sendiri,
      Dama berarti mengendalikan nafsu atau mengalahkan nafsu. Dama juga berarti mengendalikan diri atau mengendalikan nafsu. Umat hindu hendaknya dapat mengendalikan atau menundukkan hawa napsunya. Mereka seharusnya tidak mengumbar hawa napsunya sekedar hanya karena hendak memenuhi keinginan sesaat. Karena umat hindu harus dapat memilah yang baik-baik saja agar dapat menimbulkan ketenangan dan ketentraman batiniah. Hanya dengan ketenangan dan ketentraman pikiran itulah umat hindu akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

·         Arjawa artinya jujur mempertahankan kebenaran,
      Arjawa berasal dari kata “Arja” yang berarti teguh pendirian, arjawa juga berarti mempertahankan kebenaran. Orang yang selalu melaksanakan Arjawa Brata berarti selalu berusaha untuk berbuat benar. Orang ini adalah orang yang taat, disiplin, jujur dan tidak pernah berbohong. Ia selalu berpegang pada kepada kebenaran. Umat hindu haruslah teguh dalam menjunjung tinggi kebenaran sejati. Hanya dengan berpegang teguh pada pendirian, seseorang akan tidak mudah terombang-ambing oleh pikiran-pikiran yang tidak baik dan tidak suci.

·         Priti artinya cinta kasih saying terhadap sesama makhluk,
      Priti berarti kasih sayang kepada semua mahluk. Sebab semua mahluk adalah ciptaan Tuhan, oleh karena itu kita wajib saling menyayangi. Umat hindu haruslah juga bersikap welas asih atau penuh rasa kasih sayang terhadap sesama. Sikap kasih dan sayang terhadap sesama akan menimbulkan rasa simpati. Sikap welas asih seperti ini akan menjadi sangat bernilai manakala ditujukan terhadap orang yang sedang  kesulitan.

·         Prasada berarti berpikir dan berhati suci tanpa pamerih,
      Prasada artinya berpikir tenang, bersih dan suci. Tenang artinya tidak mudah berubah pikiran, tidak goyah, tetapi juga tidak takut, sehingga tidak mudah kena pengaruh yang tidak baik. Dalam pergaulan hidup sehari-hari umat hindu hendaknya selalu berpikir positif, berpikir jernih dan suic serta tidak berprasangka buruk terhadap orang lain. Mereka hendaknya tidak memelihara sikap yang serba curiga terhadap orang lain. Dengan bersikap seperti itu, maka kesucian pikirannya akan menjadi terganggu dan ini menyebabkan sirnanya ketenangan dan ketentraman sehingga akan sulit baginya untuk menuju kejalan Tuhan.

·         Madurya artinya ramah tamah, lemah lembut, sopan santun,
      Madhurya berasal dari kata “Madhu” yang berarti manis. Manis disini berarti lemah lembut, tidak berkata keras apalagi kasar. Berbicara dengan siapa saja hendaknya selalu lemah lembut dan dengan tutur kata yang halus serta tidak sampai menyinggung apalagi menyakiti hati. Bersikap manis, ramah dan santun adalah sangat baik bagi umat hindu. Mereka hendaknya dapat mengendalikan diri untuk tidak bersikap kasar terhadap siapapun juga.

·         Madarwa artinya rendah hati.
      Mardawa berarti rendah hati, tidak suka menonjolkan diri dan tidak suka bersikap sombong. Rendah hati tidak berarti rendah diri, tetapi selalu bersikap merendah atau tidak mau menunjukan kemampuannya. Umat hindu memang harus berprilaku rendah hati, dan bersikap manis terhadap siapapun juga. Mereka yang bersikap kasar apalagi bertindak semaunya sendiri, tentunya akan dijauhi oleh warganya.


2.4  Hakikat Ahimsa dalam Kehidupan

Ahimsa terdiri dari kata “A” yang berarti tidak, dan “Himsa” yang berarti membunuh atau menyakiti. Sehingga ahimsa berarti tidak membunuh atau menyakiti. Umat hindu tidak dibenarkan untuk menyakiti apalagi membunuh orang atau mahluk lain. Membunuh adalah perbuatan dosa. Sebaliknya mereka hendaknya selalu menanamkan rasa kasih sayang kepada semua makluk karena ini dapat menjaga keseimbangan dan kedamaian dalam kehidupan . dengan menerapkan sikap ahimsa dengan saling menghormati satu sama lain maka akan tercipta kebahagian setiap makhluk serta rasa aman dan nyaman dalam kehidupan

2.5  Contoh Sikap hidup berdasarkan Dasa Yama Brata  

  • Anresangsya
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Anresangsya:

1.      Membatalkan janji pribadi untuk melaksanakan kepentingan warga masyarakat,
2.      Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi,
3.      Memberi kesempatan kepada penyebrang jalan dengan memperlambat kecepatan sepeda motor/mobil,
4.      Memberikan tempat duduk kita di dalam bus/angkutan kepada orang tua atau orang hamil,
5.      Membiasakan antre atau menunggu giliran di SPBU, Puskesmas, rumah sakit atau kantor.

  • Ksama
Contoh-contoh pelaksanaa ajaran Ksama, seperti:

1.      Memaafkan kesalahan teman,
2.      Tidak marah atau tersinggung bila dijelek-jelekkan teman,
3.      Tetap melanjutkan sekolah walaupun tidak naik kelas,
4.      Tidak merasa minder/berkecil hati walaupun merasa diri ada kekurangan,dll.

  • Satya
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Satya, seperti:

1.      Mengatakan dengan sebenarnya apa yang dilihat, di dengar.
2.      Bertanggung jawab terhadap yang telah diperbuat,
3.      Menepati janji,
4.      Jujur terhadap kata hati,
5.      Melaksanakan Panca Satya, yaitu:

ü  Satya Wacana: setia terhadap ucapan,
ü  Satya Laksana: setia terhadap perbuatan,
ü   Satya Mitra setia terhadap teman, berteman dalam keadaan senang maupun susah,
ü  Satya Semaya: selalu menepati janji yang diucapkan, dan
ü  Satya Hredaya: jujur terhadap kata hati

  • Ahimsa
Contoh pelaksanaan ajaran Ahimsa, seperti:

1.      Tidak membunuh binatang sembarangan,
2.      Tidak meracuni hewan,
3.      Tidak mengganggu hewan yang sedang tidur,
4.      Tidak memfitnah,
5.      Tidak menghina teman yang memiliki kekurangan.

  • Dama
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Dama, seperti:

1.      Menyadari perbuatan, perkataan dan perbuatan kita yang keliru,
2.      Memikirkan terlebih dahulu akan perkataan yang akan diucapkan,
3.      Sebelum tidur renungkanlah perbuatan yang telah kita lakukan sebagai evaluasi harian untuk meningkatkan kwalitas diri,
4.      Biasakan tidak terlalu repot membicarakan kelemahan orang, masih lebih baik jika rajin melihat kelemahan diri sendiri,
5.      Untuk menghindari adanya penyesalan yang datangnya selalu di belakang, sebelum berkata dan berbuat pikirkan secara matang akibatnya.
  • Arjawa
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Arjawa, seperti:

1.      Jangan mengaku dan merasa diri selalu paling benar,
2.      Katakan yang benar adalah benar yang salah adalah salah,
3.      Berpijaklah pada kebenaran walaupun banyak godaan,
4.      Orang yang mempertahankan kebenaran akhirnya akan menang.
5.      Jadilah ksatria pembela kebenaran seperti peribahasa Berani karena benar Takut karena Salah

  • Priti
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Priti, seperti:

1.      Hiduplah rukun saling mengasihi sesama teman di sekolah, bersama keluarga, begitu juga dengan tetangga sekitar,
2.      Memelihara hewan peliharaan dengan baik,
3.      Rajin merawat dan memupuk tanaman, dll
  • Prasada
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Prasada, misalnya:
1.      Jujur dan tulus pada setiap tindakan untuk memupuk dan menumbuhkan kesucian hati,
2.       Berpikir jernih, cermat dan masuk akal jangan mengembangkan pikiran buruk atau berburuk sangka (negatif thinking) kepada orang lain,
3.      Rajin sembahyang,
4.      Jujur dan setia terhadap setiap tindakan,
5.      Berbuat yang iklas tanpa pamerih,
Jagalah pikiran kita agar tetap jernih dan suci. Hindarikan pikiran dari hal-kal kotor dan bodoh, karena pikiran yang diliputi oleh niat yang kotor dan bodoh menyebabkan manusia lebih rendah dari binatang, dll

  • Madurya

Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Madurya, seperti:

  1. Bersikap ramah tamah terhadap semua orang, menghindari sikap judes dan cuek,
  2. Bersikap lemah lembut terhadap semua orang, menghindari sikap kasar, emosional dan mudah tersinggung,
  3. Bersikap sopan santun terhadap siapa saja dan di manapun berada,
  4. Selalu menjaga sikap santun ketika berhadapan dengan orang lain baik dengan teman sejawat, orang yang lebih tua, guru ataupun siapa saja,
  5.  Selalu berbicara yang sopan kepada lawan bicara,
  6. Menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai terhadap orang lain,
  7. Tidak memperlihatkan wajah masam, cemberut dan kusam,

  • Mardawa
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Mardawa, misalnya:

  1. Selalu ringan tangan suka membantu orang yang membutuhkan pertolongan,
  2. Menghargai orang lain,
  3. Menghormati orang lain,
  4. Tidak mementingkan diri sendiri,
  5. Peduli terhadap orang lain,
  6.  Bersikap empati terhadap penderitaan orang lain sehingga memiliki keinginan untuk memberi pertolongan,
  7. Menyadari diri memiliki kelebihan dan kekurangan,
  8. Menghindarkan diri dari perbuatan merendahkan harga diri orang lain,
  9. Selalu bersikap sabar dan tidak membalas dendam,
  10. Dapat menerima kelebihan dan kekurangan orang lain.

2.6   Kitab-kitab Suci yang berkaitan dengan  Dasa Yama Brata

Reg Veda X.107.2

Ucca  divi daksinavanto asthur
Ye asvadah saha te suryena

Artinya : orang-orang dermawan menghuni tempat yang tinggi di alam sorga, orang-orang yang tidak picik, yeng mendermakan kuda bertempat tinggal bersama Sang Hyang Surya.
Reg Veda X.63.13
Aristaa sa marto viuva edhate
Pra prajabhir jayate dharman pari,
Yam adityaso nayathasunitibhir
Ati viuvani durita svastaye

Artinya :Wahai Dewa Matahari, semua umat manusia yang Engkau alihkan dari jalan kejahatan , menempuh jalan yang berbudi , diberkahi oleh kemakmuran, dan juga dilimpahi dengan keturunan (generasi) yang berbudi luhur , berkat sikap keagamaan mereka


Reg Veda I.125.6


Daksinavanto amrtain bhajante
Daksinavanta pra tiranta ayuh

Artinya : orang yang bermurah hati mencapai keabadian


Yajur Veda XI.2

Kurvan evaha karmani
Jijiviset satam samah
Evam trayi nanyatheto-asti
Na karma lipyate nare

Artinya : orang seharusnya suka hidup didunia ini dengan melakukan kerja keras selama seratus tahun , tidak ada cara yang lain bagi keselamatan seseorang , suatu tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri dan tidak memihak menjauhkan pelaku dari keterikatan

Sarasamucaya 259. Hal 195

Anrcamsyam ksama satyamahinsa
Dama arjawam
Pritih prasado madhuryam mardawam
Ca yama dasa
Nyang brata ikang inaranam yama, prayate kanya nihan, sapuluh kwehnya anrsangsya, ksma, satya, ahimsa, dama, arjawa, prtti, prasada, madhurya, mardawa, nahan pratyeka sapuluh arsangsya; siharimba, tan swartha kewala, ksama; si kelan ring panastis, satya; si tan mrsawadah, ahingsa; manukhe sarwa bhawa, dama; si upacama wruh mituturi manahnya, arjawa; si dugadugabener, prtti; si gong karuna, prasada; heningning, manah, madhurya; manisning wulat lawan wuwus, mardawa; posning manah

Artinya : inilah brata yang disebut Yama, perinciannya demikian ; anrsangsya, ksma, satya, ahimsa, dama, arjawa, prtti, prasada, madhurya, mardawa. Sepuluh banyaknya anrsangsya yaitu harimbawa, tidak mementingkan diri sendiri saja; ksama artinya tahan akan panas dan dingin; satya yaitu tidak berkata bohong; ahima, berbuat bahagianya makhluk; dama sabar serta dapat menasehati diri sendiri ; arjawa yaitu tulus hati, terus terang; prtti , welasasih; prasada, kejernihan hati; madhurya, manis pandangan (muka manis) dan manis perkataan ; madarwa, kelembutan hati.

Atharva Veda III.24.5

Sata-hasta sama hara,
Sahashasta sam kira

Artinya: wahai umat manusia perolehlah kekayaan dengan seratus tangan dan dermakanlah itu dalam kemurahan hati dengan seribu tanganmu


Sarasamucaya 258, hal 194

Na nityam niyaman budhah
Yaman patatyasevam hi niyaman
Kevalam bhayan
Lawan yama ikang prihen nitya gawayakena, kuneng ikang niyama
Wenang ika tan langgengen gawayakena, apan ika sang maneket
Gumayawaken ikang niyama tatan, yatra ri kagawayaning yama, tiba sira ring nirayaloka

Artinya : Dan Yama ( pengekangan diri) haruslah diusahakan , senantiasa dilaksankan adapun niyama (janji diri) dapat tidak secara tetap dilaksanakan. Sebab orang yang yakin melaksanakan niyama sedangkan yama diabaikan, orang yang demikian akan jatuh di nerakaloka

Sarasamucaya 74

Anabhidyam parasvesu
Sarvasatvesu carusam,
Karmanam phalamastiti
Trividham manasa caret.
                                     
Prawrttyaning manah rumuhun ajarakena, telu kwehnya, pratyekanya, si tan engine adenghya ri drbyaning len, si tan krodha ring sarwa sattwa, si mamituhwa ri hana ning karmaphala, nahan tang tiga ulahaning manah, kahrtaning indriya ika.
                                                                    
Artinya  :
Prilaku pikiran terlebih dahulu akan dibicarakan tiga banyaknya, perinciannya ialah :
-       Tidak ingin, tidak iri akan milik orang lain.
-       Kasih sayang terhadap semua makhluk .
-       Percaya akan adanya karmaphala
Itulah tiga prilakunya pikiran yang merupakan pengendalian pikiran.

Sarasamucaya 75

Asatpralapam parusyam
Paisunyamanrtam tahta,
Catvari vaca rajendra,
Na jalpennanucintayet.

Nyang tanpa prawrttyaning wak, pat kwehnya, pratyekanya ujar ahala, ujar apregas ujar pisuna, ujar mithya, nahan tangpat sinanggahananing wak, tan ujarakena, tan angen-angenan kojaranya.

Artinya :
Inilah yang tidak patut timbul dari kata-kata, empat banyaknya yaitu :
-          Perkataan jahat
-          Perkataan kasar
      -          Perkataan memfitnah
      -          Perkataan bohong
Inilah keempatnya harus disingkirkan dari perkataan jangan diucapkan jangan dipikir-pikir akan diucapkannya.

Sarasamucaya 76

Pranatipatam stainyam ca,
Paradaranathapi va,
Trini papani kayena,
Sarvatah parivarjavet.

Nihan yang tan ulahakena, syamati mati, mangahal ahal, siparadara, nahan tang telu tan ulahakena ring asing ring parihasa, ring apatkala, ring pangipyan tuwi singgahana juga.

Artinya  :
Inilah yang tidak patut dilakukan :
-    Membunuh
-    Mencuri
-    Berbuat zina

           Ketiganya janganlah hendaknya dilakukan terhadap siapapun baik secara berolok-olok, dalam keadaan dirundung malang, dalam hayalan sekalipun, hendaknya dihindari semua itu.

2.8    Manfaat dan Tujuan Penerapan Ajaran Dasa Yama Brata

Dapat mewujudkan ketenangan, ketenteraman, kedamaian keabadian dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta memiliki sikap welas asih, suka mengampuni, pemaaf, sabar, setia, jujur, menyayangi semua makhluk, suka menasehati diri sendiri, sikap terbuka, tidak egois, sikap jernih hati,manis pandang dan kelembutan hati

2.9  Berbagai Macam Tantangan yang Dihadapi  dalam Penerapan Dasa Yama Brata

Tantangan yang dihadapi antara lain keinginan nafsu yang tinggi serta rasa aku yang berkuasa atas diri orang maka ia dapat menjadi takabur, congkak, lupa akan daratan. Rasa aku yang tak terkendali membawa orang pada kehinaan, kerendahan budi, karena bentuk penampilannya adalah bentuk congkak, tidak hormat kepada sesam, mementingkan diri sendiri, tidak tahu tenggang rasa dan suka menyakiti menjadikan penghambat dalam pelaksanaan dasa yama brata.
Pengendalian diri sangat dibutuhkan untuk menarik indria dari objek-objek duniawi sehingga tidak dikuasai oleh nafsu atau kegelapan



BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan

  Dari pembahasan yang telah penulis uraikan dalam makalah ini, dapat ditarik beberapa simpulan, antara lain:
  • Dasa Yama Brata merupakan sepuluh macam pengendalian diri tingkat dasar untuk mencapai kesempurnaan hidup, sedangkan Dasa Nyama Brata merupakan sepuluh cara pengendalian diri tingkat lanjutan pada aspek rohani.
  • Bagian dari Dasa Yama Brata antara lain: Anrsamsa artinya tidak kejam, Ksama artinya pemaaf, Satya artinya menjaga kebenaran, kesetiaan dan kejujuran, Ahimsa artinya tidak menyakiti atau membunuh, Dama artinya mengendalikan hawa nafsu, Arjawa artinya tetap pendirian, Priti artinya welas kasih, Prasada artinya berpikir jernih dan suci, Madhurya artinya ramah tamah, Mardawa artinya lemah lembut.
  • Adapun manfaat yang didapat dalam penerapan Dasa Yama Brata :
Dapat mewujudkan ketenangan, ketenteraman, kedamaian keabadian dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta memiliki sikap welas asih, suka mengampuni, pemaaf, sabar, setia, jujur, menyayangi semua makhluk, suka menasehati diri sendiri, sikap terbuka, tidak egois, sikap jernih hati,manis pandang dan kelembutan hati

    
3.2  Saran

            Setelah membaca atau mendengarkan makalah ini diharapkan kepada pembaca/ pendengar mampu memahami Dasa Yama Brata sehingga mampu menjalankan  ajaran agama dalam pengendalian diri tingkat jasmani


DAFTAR PUSTAKA


Suhardana, K.M.2007.Yama Niyama Brata. Surabaya: Paramita

http://santidiwyarthi.blogspot.com/2011/02/dasa-yama-brata.html